Tobatnya Preman Sekolah
Penokohan :
- Riko (kasar)
- Kholif (baik hati)
- Liawati (penyabar)
- Siti (sombong)
- Chindy (sombong)
- Muti'ah (sombong)
- Habibi (kasar)
- Romadji (baik hati)
- Yeni (sombong)
Pagi pagi preman sekolah sudah membuat masalah . Mereka adalah Riko dan Habibi. Didepan pintu kelas, setiap orang yang mau masuk kelas harus membayar uang kepada Riko dan Habibi jika mereka tidak ingin mendapat sebuah pukulan dimuka mereka. Dari kejauhan, empat anak pejabat tinggi sedang berjalan menuju dalam kelas. Mereka adalah Siti, Chindy, Muti’ah, Yeni dan Habibi telah menunggu mereka dari tadi.
Riko : “ Hey! Apa kabar para pejabat cilik?(menghadang jalan mereka berempat)
buruburuya? kenapa buru buru sih santai aja lah? kita main-
main aja dulu dulu, bener gak Bi?”
Habibi : “ Bener tuh, lagian bel masuk kan masih lama.”
Siti : “Kenapa nih? Kenapa loe berdua menghadang jalan kita berempat?”
Habibi : “Pura pura gak tau atau loe emang ga tau ya? Nih kan daerah kita berdua.Loe
pada sebagai pendatang harus bayar pajak dong sama kita kita. “
Chindy : “Aturan nenek loe ya kali? Ini kan sekolahan ga ada pajak pajak an tau? Emang nih sekolahan punya nenek loe ya? gue aja yang nyumbang banyak begini gak pernah narik pajak kayak loe berdua? Eh, loe berdua bocah ingusan dari kolong jembatan mau bertindak aneh aneh? Malas gue bayar?
Habibi : “ Apa loe barusan bilang? Bocah ingusan. Oke, jadi loe mau bayar gak nih. Gue tanya sekali lagi?”
Chindy : “ Bayar? Malas banget mending uang gue buat beli bakso 10 mangkok dari pada buat loe pada.”
Habibi : “Jadi gimana bos? (menoleh ke arah Riko)
Riko : “ (berjalan ke arah Chindy dan memegang kearahnya) heh, kurus. Loe jangan sok berani main main sama kita berdua ya? ini tanah emang bukan tanah nenek gue tapi ini daerah kekuasaan gue. Loe, sebagai pendatang mau gak mau harus bayar. Ya! Ga apa apa sih kalo berempat gak mau bayar, lagian hari ini kita juga belum punya kelinci percobaan.”
Habibi : “ loe berdua mau bayar kagak?” (kata Habibi pada Siti, Muti’ah dan Yeni)
Yeni : “Okey, gue mau bayar. Asal loe berdua mau lepasin kita berempat.”
Riko : “Loe bertiga boleh masuk setelah bayar tapi untuk si kurus nggak. Kita mau main main dulu ama dia. loe keberatan?”
Yeni : (berbisik kepada Muti’ah) “Gimana Mut, kalo kita ga biarin Chindy bersama mereka bisa bisa kita bernasib sama kayak mereka ntuh.”
Muti'ah : “okey, loe bisa bawa Chindy”
Riko : “Okey”
Yeni : (mengeluarkan selembar uang 10 ribuan dari dompetnya) “Nih, duitnya!” (menyerahkan uang itu pada Habiibi)
Habibi : “Hah (mengatakan dengan nada tak percaya) “10 ribu ,ini ma duit cuma buat beli pentol bakso doang ! lah gimana dengan uang makannya? Loe kan anak pejabat minimal uang saku kan 100 ribu. Kurang?”
Muti'ah : “Gue aja deh yang bayar”(mengeluarkan uang 100ribu dari dompetnya).
Habibi : (mengambil uang 100ribu tersebut dengan cepat dari tangan Muti’ah) “Ini baru duit. Nah sekarang kalian boleh masuk”.
Muti'ah : (berjalan masuk kalas sambil menengok Chindy) “ sorry, coy!! gue kali iniga
bisa bantu.”
Siti : “Sorry, gue kali ini juga ga bisa bantu.”
Riko : “Bi, enaknya kita apain nih anak yang satu ini?”
Habibi : (berpikir sejenak) “Di coreng coreng pake arang aja. Pasti nanti ntu heboh banget. Hahahahahahaah” (ketawa terbahak bahak)
Riko : “wkwkwkwk, oke laksanakan bro. tumben otaklo encer”
Chindy : “Waduh, jangan deh bi. Nanti kalo gue pulang terus kotor gimana? Gue bisa di marahin mami gue habis habisan? Ampunin gue bi?”
Riko : “Tak ada ampun lagi buatmu, dasar kurus”
Akhirnya setelah mengerjai Chindy habis habisan. Riko dan Habibi bukannya masuk kelas tapi bolos sekolah. Mereka pergi ke tempat diskotik dan menggunakan uang yang mereka dapatkan tadi buat minum minuman keras. Hingga mereka berdua mabuk di tengah jalan. Keesokkan harinya mereka baru pulang kerumah masing masing. Riko telah ditunggu dari tadi malam oleh ibunya.
LiaWati : “Dari mana aja kamu nak, kenapa baru pulang?”
Riko :” Sudahlah bu gak usah dipikirin. Males aku ngebahasnya.”
LiaWati :” Ya sudah sekarang masuk yuk, kamu pasti laper kan? Ibu sudah siapin sarapan. Makanan kesukaan kamu.”
Riko :” Ga ah, aku masih kenyang kok. Sekarang Aku minta duit aja? Cuma 500 ribu aja. Males aku di rumah ngeladeni ibu yang ngomel terus mending Aku pergi sama temen temen. Udah cepet?” (nada membujuk kasar)
LiaWati : “500 ribu katamu? Uang dari mana ibu dapat uang sebanyak itu. Ibu kan hanya seorang penjual jamu keliling.”
Riko : “ Pokoknya Aku gak mau tau, sekarang Aku mau uang itu. cepetan?”
Liawati : “ Ibu ga punya uang sebanyak itu nak?”
Riko : “Enggak, ibu pastii nyembunyiin sesuatu dari Aku. (berjalan menuju kamar ibunya)”
Riko lalu membongkar seluruh isi kamar ibunya. Setelah beberapa lama ternyata dia menemukan sebuah cincin.
LiaWati : “Jangan, jangan kau ambil cincin itu nak, itu adalah cincin peninggalan ayahmu ketika ibu menikah dulu.” (sambil merebut)
Riko :” Argh…. Dasar orang tua bawel. Sudah Riko mau pergi dulu.” (mendorang ibunya hingga jatuh ke lantai)
LiaWati : “ Jangan Riko, jangan kau jual cincin peninggalan almarhum bapakmu itu. Ibu mohon, ibu mohon nak”( mengejar sambil menangis)
Riko meinggalkan ibunya begitu saja. Layaknya ia tidak mengenal ibunya lagi. kemudian ia pergi ke pasar untuk menjual cincin itu. Lalu ia menelpon Habibi.
Riko : “Halo, bi. Loe lagi ngapain?”
Habibi : “ Gue lagi tidur tiduran aja, bosen gue ga ada kerjaan.”
Riko : “Bagus kalo begitu, loe sekarang ikut gue ke diskotik kita minum minum sepuasnya disana nanti. Nyantai aja gue yang bayarin kok”
Habibi : “Hah… uang dari mana loe bisa traktir gue?”
Riko : “Udah, loe jangan banyak bacot. Loe cepet kesini. Gue udah di depan rumah loe.”
Habibi : “Okey, bos”
Akhirnya mereka pun pergi bersama ke diskotik hingga larut malam. Setelah puas seharian di diskotik akhirnya mereka berdua pulang ke rumah masing masing. Mereka pulang dengan keadaan mabuk berat. Riko sempat muntah beberapa kali. Begitu pula dengan Habibi. Ibu Riko yang stres melihat anaknya berubah menjadi nakal seperti itu. Pada waktu itu beliau masih memakai mukena dan masih berdoa di kamarnya.
Riko : “Ibu!!!… ibu!!! Aku pulang nih” ( masuk nyelonong dan bicara dalam keadaan mabuk)
LiaWati : “ Kamu ini kenapa tho le? Kenapa kamu bisa mabuk mabukan seperti ini”
Riko :” Agh…. Pasti bawel, anak pulang bukannya di sambut dengan ceria malah diomelin. Anak muda zaman sekarang ntu ga ada yang di nasehati. Eh.. ibu hobinya ngomel melulu… bosen bu.” ( bicara sambil marah)
LiaWati :” Astagfitullah…. Nyebut nak nyebut. Sekarang kamu mandi dulu sana gih dan ganti pakaian ya? Habis ntu jangan lupa shalat isya’, ibu sudah lama ga pernah lihat kamu sholat lagi.”
Riko : “ Aduh!! Ibu ini, bawel lagi… bawel lagi. Tak bilangin ya bu, sekarang ntu dunia udah berubah, ga butuh shalat. Shalat itu ga bisa datengain kita uang. Cuma buang buang waktu aja. Kayak kita ini miskin terus. Udah ahg… dari pada dengerin ibu yang bawelnya minta ampun Riko mau tidur dulu aja.” ( berjalan menuju kamar dengan menclang menclong)
LiaWati : “ Astagfirullah Riko…. Kenapa kamu bisa berubah kayak begini nak? Hati hati kalo jalan. Sini biar ibu bantu kamu masuk ke kamar.”
Riko : “ aghr….(mendorang hingga ibunya terjatuh) ga usah sok meratiin. Aku bisa jalan sendiri. Gak perlu ibu miskin seperti ibu.”( membentak)
Kelakukan Riko semakin hari semakin menjadi jadi. Ia tidak hanya berani pulang dengan mabuk tetapi sekarang dia sudah berani membawa cewek main keluar masuk rumah. Ibunya pun sakitnya semakin parah. Hingga suatu hari, sepulang sekolah Riko pulang kerumah ingin meminta uang kembali pada ibunya. Habibi berada di belakangnya. Betapa kagetnya dia ketika melihat banyak orang tengah berkumpul di rumahnya.
Habibi : “Apaan ntuh, kenapa di rumah loe banyak sekali orang. Masak orang orang lagi demo gara gara ibu loe ga bisa bayar cicilan utang?”
Riko : “ Ngawur aja loe ( mendorong kepala Habibi) mungkin sedang ada arisan ibu ibu kali.. wah ini kesempatan bagus ntuh, gue bisa minta uang lebih dari ibu gue.kalo begitu ayo cepetan kita kesana”
Setelah masuk rumah, Betapa kagetnya dia melihat seorang wanita tua tergeletak tak berdaya di depan dirinya. Ia semakin histeris ketika mengetahui kalau wanita itu adalah ibunya. Riko pun tak percaya dan berjalan mendekati ibunya. Ia pun berlutut di depan mayat ibunya dan meminta maaf atas semua yang pernah ia perbuat. Ia menangis sejadi jadinya.
Riko :” Hiks….. hiks….. bu… maafkan aku bu… kenapa ibu lebih dulu meninggal?… Riko tak sanggup untuk hidup sendirian. Bu…. Kenapa ibu harus mati… maafkanlah kesalahanku selama ini… bu… selama ini aku telah menjadi anak yang durhaka. Aku janji kali ini Aku akan berubah menjadi anak yang baik dan sholeh seperti yang ibu inginkan.” (menangis tersedu-sedu)
Habibi :” Sudahlah ko, biarkan yang tejadi berlalu….”(belum selesai ngomong)
Riko : “ argh….. biarkan aku sendiri.”
Sejak saat itu, Riko dan Habibi berubah total, ia tidak pernah lagi membuat onar di sekolahnya. Ia menjadi anak yang sangat pendiam dan rajin belajar. Seluruh temannya begitu kaget. Mengapa Riko dan Habibi bisa berubah? Tetapi ternyata banyak dari teman temannya yang memanfaatkan hal ini untuk membalas dendam terutama Chindy, Siti, Muti’ah dan Yeni.
Chindy :”Cuih, preman sekolah ternyata bisa tobat ya, apalagi preman kayak loe berdua. Angin dari mana yang bisa membuat loe berdua bisa tobat kayak begini”
Yeni : “Paling-paling juga besok sudah menjadi preman lagi yang paling ganas, tapi yakin aku ga akan takut lagi ama loe berdua.”
Muti'ah : “Hah, loe berdua mau berubah. Jangan ngaco loe pada. Gue ga akan percaya selamanya kalo loe berdua bisa berubah menjadi anak yang baik.”
Romadji : “Kalian ini, gimana sih? Mereka ini mau berubah malah di olok olok kayak begini. Orang yang niatnya baik itu harusnya di dukung, jangan malah di olok olok kayak gini.syukur syukur kalo dia tidak kembali seperti dulu.”
Yeni : (mendorong pundak Romadji) “ Eh… Loe itu, jadi cowok jangan munafik deh, loe ntu sebenarnya juga punya dendam pribadi kan ama mereka berdua? Ga usah di tutup tutupi kayak gini. Munafik loe!”
Riko : “Sudahlah kalian tak usah hiraukan mereka. Mereka memang pantas kok melakukannya, aku memang yang salah kok. Untuk itu aku mau minta maaf kepada kalian berempat atas semua yang telah aku perbuat kepada kalian?”
Kholif :” Tapi duh….”
Habibi : “Riko benar, aku juga mau minta maaf kepada kalian semua. Dan kalian mau kan maafin kita berdua? Kita tak ingin ada lagi permusuhan di antara kita.”
Chindy : “ Aku memaafkanmu? Jangan bermimpi deh loe aku aja yang dulu minta maaf sambil berlutut aja malah loe kerjain abis abisan. Sekarang loe berdua malah minta maaf ama gue tanpa rasa salah apapun. Enak banget loe!”
Muti'ah :” Bener, coy! gue juga males banget maafin mereka, balikin dulu uang gue… baru loe minta maaf di depan gue sambil sujud, mungkin gue bisa maafin loe berdua”
Siti : “Bener Mut, gue juga ga rela maafin mereka sebelum kita bisa membalas semua yang telah mereka lakukan kepada kita berempat.”
Chindy : “Sudah kita pergi aja yuk, ngapain kita harus ngurus masalah mereka berdua kayak orang kurang kerjaan aja.”
Yeni : “Kita ke kantin aja yuk, gue laper banget nih”
Muti'ah : “Ayo” (beranjak pergi)
Riko :” kenapa kalian malah belain gue waktu mereka berempat menghina gue. Bukannya kita berdua ini juga sering nyakitin hati loe?”
Habibi : “ Iya, kenapa kalian ga menghina kita berdua. Padahal kalian kalo mau, kita ga akan balas kok. Silahkan aja!”
Romadji : “Sudahlah, tak usah kalian ungkit lagi masalah yang lalu itu, biarlah yang lalu itu berlalu dengan sendirinya.
Kholif :”iya, Lagi pula kita sudah tidak ada dendam lagi kok ama kalian berdua. Malahan kita juga ikut seneng kalian bisa berubah seperti ini.”
Habibi : “kalian emang cowok yang baik”
Romadji dan Kholif hanya tersenyum
Suatu ketika, Riko dan Habibi bertekad menjadi siswa terbaik se-kabupaten dengan memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman-temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak.
Muti'ah :” Hahahaha… jadi loe berdua bertekad mau jadi yang tebaik se- kabupaten. `Jangan bermimpi deh loe. Gue aja nih ya? anak terpandai satu sekolahan ga pernah ngimpi kayak begitu, karena itu suatu yang tidak mungkin. Loe berdua kan bodohnya minta ampun jangan berharap deh.”
Siti : “Gue aja nih ya? yang belajar tiap hari ga yakin bisa jadi yang terbaik, ehh… elo yang masih cupu begitu mau jadi yang terbaik. Sadar donk?”
Chindy : “Kita aja anak pejabat yang setiap hari les di beberapa LBB aja ga yakin masuk 5 besar se-kabupaten. Elo yang bodohnya berpangkat mau jadi yang terbaik. Paling paling lulus aja masih kemungkinan.”
Habibi :”Memang kita dari golongan anak yang tidak mampu, tapi ingat kesempatan itu datang kepada siapapun. Kalo emang loe bisa, kenapa kita tidak bisa? Ya bisa dong. Kita kan sama-sama makan nasinya masak ga bisa sih.”
Muti'ah : “Okey, kalo begitu kita bertarung siapa yang akan menjadi yang terbaik.”
Riko : “Oke, gue terima tantangan loe berempat”
Chindy : “Paling paling melawan mereka berdua kita tak perlu belajar pun bisa menang, benar ga ?”
Yeni : “Bener, ga usah belajar paling menang”
Untuk memenangkan pertarungan ini Riko dan Habibi harus belajar dengan giat. Tetapi masalahnya mereka tidak punya uang sama sekali. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ngamen pada siang hari dan belajar extra pada malam harinya.
Riko :”(menyanyi)
Habibi :” Panas banget ko, gue ga kuat lagi nih”
Riko :” Tahan bi, demi mendapatkan kemenangan itu.”
Habibi : “ oke deh”
Ketika mereka sedang mengamen di sebuah mobil mewah hitam, mereka bertemu dengan
Chindy, Muti'ah, Yeni dan Siti yang ternyata pemilik dari mobil hitam ini.
Chindy :” hah… ternyata memang benar tidak perlu repot repot belajar melawan kalian berdua.”
Yeni :” Iya benar, kita kita aja siang siang begini mau pergi les, eh loe berdua malah ngamen di tengah jalan. Ga tau malu loe?”
Siti :” Ini gue punya uang 100ribu buat loe, gratis kok mumpung kita lagi baik hati? nih ( menyodorkan uang 100ribuan ke arah Habibi)
Habibi : (menjulurkan tangan untuk mengambil uang tersebut)
Siti : Cuih (meludah tepat diatas tangan Habibi). Hahahahahahahaha makan ntu ludah gue”
Chindy & Yeni : “hahahahahahahah, mampus loe, mau aja dikerjain
Habibi yang dari tadi kelelahan lepas kendali, dia lalu menuju ke arah Siti dan ketika akan memukulnya ternyata lampu merah telah berganti hijau. Siti dan teman temannya berhasil melarikan diri.
Riko : “Sudahlah bi, jangan kau ambil hati. Biarlah mereka merasakan yang pernah kita rasakan sebelumnya. Sekarang gantian biarlah kita merasakan apa yang telah mereka rasakan dulu. Jadi sabar aja, oke?”
Habibi :” baiklah”
Setelah mati-matian mereka berdua mencari uang untuk membeli buku, akhirnya kesampaian juga. Mereka belajar dengan tekun tiap hari. Dan pada akhirnya mereka menjadi siswa terbaik se-kabupaten sedangkan Siti, Chindy, Muti’ah dan Yeni tidak lulus ujian nasional lantaran terlalu meremehkannya.
Kholif : “Selamat ya? (menyalami Riko dan Habibi) Selamat kalian telah terpilih menjadi siswa terbaik se-kabupaten.”
Romadji : “iya, selamat ya ,, usaha kalian ngak sia-sia”
Riko :” Sama-sama! Aku juga mau ngucapin terima kasih buat kalian yang mau nemenin kita belajar selama ini”
Habibi :” Iya, kalo misalnya kita tidak punya temen seperti kalian mungkin kita ga bisa jadi yang terbaik seperti ini?”
Kholif :” Alah, jangan terlalu berlebihan namanya juga temen kita harus saling tolong menolong, ya ngak Maji?”
Romadji : “Iyuppzzz” (sambil tersenyum)
Habibi :” eh,, ngomong ngomong kalian tau ngak dimana Siti, Chindy, Muti’ah dan Yeni.”
Kholif : “ em…. kayaknya sih tadi ada di kelas, mereka kayaknya sedih banget deh setelah tau mereka tidak lulus”
Romadji :” Syukurin… biar mereka tau rasa”
Habibi : “Gimana kalo kita liat mereka aja, kita hibur mereka. Kasihan mereka.”
(Sampai di kelas)
Riko : “hai Ndy.”
Chindy : “What apa loe berempat datang ke sini? Loe mau pamer ya karena udah jadi pemenang pertarungan kita atau loe mau ngolok-nglokin kita karena kita tidak lulus ujian nasional?”
Habibi : “Ga kok, kita dateng ke sini cuma mau ngajakin loe semua makan di kantin. Habis dari tadi muka kalian murung terus sih”
Chindy : “Emm… bi hati loe baik banget yak? sorry ya buat kesalahan gue ke loe sama Riko. Gue khilaf bi… loe mau maafin gue kan?”
Yeni : “ Gue juga mau minta maaf ya bi? ma loe ko? Loe berdua mau maafin guekan?”
Siti : “sorry ya bi! Gue udah nuduh loe dengan yang tidak tidak. Gue juga mau minta maaf atas semua salah gue ke elo?
Habibi : “Kita berdua mau kok maafin loe berempat, kita juga mau minta maaf ya buat yang dulu dulu?”
Siti :”Iya kita udah maafin kok”
Habibi :” Kalo begitu untuk ngerayain hari ini, kita pergi ke kantin biar gue yang traktir?”
Semuanya : “ayukkkk” ( berjalan bersam sama menuju kantin)
Akhirnya, mereka dapat hidup rukun. Walaupun sebelumnya ada pertentangan di antara mereka.
sekian dan terima kasih :)
0 komentar: