Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Senin, 03 September 2012
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah
kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah
komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan
energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke
awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan negatif dan awan
lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau
dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak
terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi
dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi
(atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya.
Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi
pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk
mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui
elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang
batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi
pada musim hujan, karena pada keadaan
tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan
arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
Riset awal
Pada awal penyelidikan listrik melalui tabung
Leyden dan peralatan lainnya, sejumlah orang (Dr. Wall, Gray, Abbé
Nollet) mengusulkan spark skala kecil memiliki beberapa
kemiripan dengan petir.
Benjamin Franklin, yang juga menemukan penangkal petir, berusaha mengetes
teori ini dengan menggunakan sebuah tiang yang didirikan di Philadelphia. Selagi dia menunggu
penyelesaian tiang tesebut, beberapa orang lainnya (Dalibard dan De
Lors) melakukan di Marly di Perancis apa yang kemudian
dikenal sebagai eksperimen Philadelphia yang Franklin usulkan di bukunya.
Franklin biasanya mendapatkan kredit untuk menjadi yang pertama mengusulkan
eksperimen ini, karena dia tertarik dalam cuaca.
Riset modern
Meskipun eksperimen dari masa Franklin menunjukkan bahwa petir adalah
sebuah discharge dari listrik statik, hanya ada sedikit peningkatan dalam teori
ini selama lebih dari 150 tahun. Pendorong untuk riset baru berasal dari bidang
teknik
tenaga: jalur transmisi tenaga digunakan dan teknisi
ingin mengetahui lebih banyak tentang petir. Meskipun sebabnya
diperdebatkan (dan masih berlanjut sampai sekarang), riset menghasilkan banyak
informasi baru tentang fenomena petir, terutama jumlah arus dan energi yang
terdapat.
Perlindungan terhadap
Sambaran Petir
Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam, salah satunya
adalah bahaya sambaran petir. Ada beberapa metode untuk melindungi diri dan
lingkungan dari sambaran petir. Metode yang paling sederhana tapi sangat
efektif adalah metode Sangkar Faraday. Yaitu dengan
melindungi area yang hendak diamankan dengan melingkupinya memakai konduktor yang dihubungkan
dengan pembumian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: